SEKILAS
TENTANG AVATAR KARGO INDONESIA
PT. Avatar
Kargo Indonesia adalah perusahaan jasa layanan kargo, berdiri untuk
didedikasikan melayani kebutuhan jasa pengiriman barang ataupun dokumen bagi
para konsumen baik corporate (perusahaan) maupun individu, dengan menjunjung
tinggi etika dan profesionalisme, serta memberikan pelayanan (service) yang
maksimal. Etika dan Profesionalisme merupakan kunci aktivitas para karyawan PT.
Avatar Kargo Indonesia dalam menangani layanan jasa kargo kepada para konsumen,
dalam hal ini kami tidak segan-segan untuk meningkatkan professional karyawan
dengan melakukan pelatihan-pelatihan, baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah
maupun Swasta di dalam maupun luar negeri, hal ini demi tercapainya good corporate governance (GCG).
Saat ini
banyak jasa penanganan kargo yang ada dan mulai berkembang, untuk itu kami
semaksimal mungkin berupaya untuk membenahi seluruh aspek, baik SDM maupun
hal-hal lain yang terkait dengan penanganan jasa kargo, untuk itu perusahaan
kami memiliki komitmen memberikan pelayanan yang terbaik demi kepuasan para
konsumen. Kami percaya bahwa : “Bekerjasama dengan AVATAR KARGO INDONESIA
layaknya melakukan suatu investasi”, yaitu : hasil yang diinginkan jauh lebih
besar dari nilai investasinya.
Pelayanan
terhadap jasa penanganan kargo yang kami miliki meliputi jasa pengiriman via
darat, laut dan udara, serta city courier
dan rent a car, dan akan terus
berkembang kepada layanan logistic
dan forwarding serta ekspor – impor
lintas batas negara. Dalam upaya melakukan pelayanan jasa dimaksud memiliki
satu tujuan, bahwa kami berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan layanan
jasa kargo demi dan untuk kepuasan terhadap para konsumen. Layanan tersebut
tidak berhenti terhadap para konsumen dan kami lakukan pula kepada masyarakat
pedalaman (Desa terpencil / lintas batas Negara) untuk melakukan pembinaan
kepada masyarakat dalam bentuk : pendidikan dan pelatihan sebagai wujud bentuk
kepedulian kami kepada masyarakat, yaitu : corporate
social responsibility, seperti halnya : melakukan pelestarian lingkungan
dengan cara menanam pohon bersama.
DASAR
PENDIRIAN PT. AVATAR KARGO INDONESIA
1. Akta
Pendirian Perseroan Terbatas PT. Avatar Kargo Indonesia No. 07 tanggal 12 Maret
2008, Notaris Royani, SH ;
2. Akta
Pernyataan Keputusan Rapat PT. Avatar Kargo Indonesia No. 02 tanggal 2 Agustus
2008, Notaris Royani, SH ;
3. Akta
Pernyataan Keputusan Rapat PT. Avatar Kargo Indonesia No. 02 tanggal 2 November
2009, Notaris R. Johanes Sarwono, SH ;
4. Akta
Pernyataan Keputusan Rapat Para Pemegang Saham PT. Avatar Kargo Indonesia No.
01 tanggal 9 Desember 2009, Notaris Mohamad Abror, SH, MKn ;
5. Akta
Pernyataan Keputusan Rapat Para Pemegang Saham PT. Avatar Kargo Indonesia No.
03 tanggal 12 Mei 2010, Notaris Mohamad Abror, SH, MKn ;
6. Akta
Pernyataan Keputusan Rapat Para Pemegang Saham PT. Avatar Kargo Indonesia No.
04 tanggal 3 Desember 2012, Notaris Mohamad Abror, SH, MKn.
PERIJINAN YANG KAMI MILIKI
1. Surat
Ijin Usaha Jasa Pengurusan Transportasi (SIUJPT), Surat Keputusan Gubernur
Banten No. 553/1580-DHKI/2008 ;
2. Surat
Ijin Usaha Jasa Penunjang Bandar Udara (PBU), Keputusan Gubernur Banten No.
553/928-DHKI/2012 ;
3. Surat
Ijin Usaha Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (SIUEMPU), Keputusan Gubernur Banten
No. 553/800-DHKI/2008 ;
4. Tanda
Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas (TDP), Kepala Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan Pariwisata Kota Tangerang No. 30.06.1.63.04470
VISI, MISI, TUJUAN dan PELAYANAN
VISI
PT.
Avatar Kargo Indonesia, proaktif terhadap konsumen dalam peningkatan kualitas
pelayanan dengan mengutamakan konsep “
Kepuasan untuk Anda dan Pelayanan milik kami “.
MISI
Bekerjasama
dengan AVATAR KARGO INDONESIA adalah “seperti
melakukan investasi dan tentu hasil yang diinginkan jauh lebih besar dari nilai
investasinya”.
TUJUAN
Tujuan
utama kami adalah untuk memberikan investasi yang terbaik bagi anda, oleh
karena itu kami berusaha keras untuk dapat bertindak cepat, tanggap dan serta
merta dalam melayani pengiriman barang-barang dan dokumen milik para konsumen.
PELAYANAN
Sebagai
perusahaan yang bergerak di bidang Jasa Pelayanan Kargo, kami melayani konsumen
24 jam dan libur nasional tetap melayani untuk kepentingan para konsumen.
Patut
diketahui untuk pelayanan konsumen :
1. Kami
memiliki beberapa cabang dan perwakilan di beberapa kota dan juga bermitra
dengan beberapa perusahaan Air Cargo Service ;
2. Untuk
peningkatan pelayanan terhadap konsumen, saat ini kami sedang melakukan
ekspansi dibidang General Sales Cargo (GSA) di beberapa Maskapai Penerbangan
Nasional.
Relokasi
dan Pameran
- Kami
adalah Courier utama Service / kargo / Proyek khusus / ekspedisi dan rent a car.
Perusahaan ini telah menangani proyek telekomunikasi dan non-telekomunikasi,
serta berbagai barang manufaktur lainnya dan alat berat di seluruh wilayah
dalam negeri di seluruh pulau di Indonesia.
Distribusi
Pelayanan
- Distribusi
domestik telah menjadi pendukung bisnis PT. Avatar Kargo Indonesia sejak awal.
Hal ini disebabkan Jaringan yang telah dibangun melalui cabang di 40 kota besar
di hampir seluruh provinsi di Indonesia (Kabupaten / Kota) yang mencakup hampir
semua kota-kota besar.
Logistik
Layanan
1. Dalam
LOGISTICS cepat, dunia kita bergerak dan kompetitif - pasokan cepat dan efisien
dan pergerakan barang dan peralatan - telah menjadi elemen penting dari
kesuksesan bisnis. Avatar Logistik
sekarang menggunakan pengalaman dan jaringan kantor hampir diseluruh Indonesia
untuk menawarkan layanan logistik baru untuk klien.
2.
Sebagai
salah satu perusahaan kargo yang berpengalaman di bidangnya, PT.
Avatar Kargo Indonesia selalu berupaya mengerti
dan melayani sepenuh hati dengan mewujudkan harapan
pelanggan akan keamanan, fasilitas, efektifitas, efisiensi dan tanggung jawab
dalam menangani setiap pengiriman. Upaya peningkatan kualitas layanan selalu
menjadi fokus utama PT. Avatar Kargo Indonesia dalam menjamin kepercayaan pelanggan yang didukung oleh
ribuan personil terlatih dan armada transportasi yang tersebar diberbagai titik
di seluruh wilayah NUSANTARA.
Visi PT. Avatar Kargo Indonesia untuk menjadi mitra jasa pengiriman yang profesional di
Indonesia terwujud berkat berbagai varian produk dan layanan yang dapat dipilih
dan dinikmati dengan leluasa. Karena bertahun-tahun kerja keras, semangat dan
kreativitas PT. Avatar Kargo Indonesia
semuanya di dedikasikan hanya untuk Anda. PT. Avatar Kargo Indonesia menawarkan pelayanan gabungan
dan solusi yang dirancang khusus untuk pelanggan dalam mengatur dan mengirimkan
surat, barang dan informasi.
MOTTO
Faster
Than You Think
ALAMAT KAMI
Office : Jl. Anggrek Rosliana No. 90 A, Kemanggisan –
Slipi, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat
Telepon : (021) 53660234, 26836329. Fax : (021) 53661756.
Perwakilan
:
Pasar
Senen Lantai 1 Blok 2 No. 35 – 36. Jakarta Pusat
DUKUNGAN OPERASIONAL TEKNIS
Divisi Door to Door
Untuk
wilayah Jakarta, kami didukung oleh beberapa unit kendaraan teknis berupa :
1. 6
unit kendaraan roda enam ;
2. 8
unit kendaraan roda empat ;
3. 8
unit kendaraan roda dua ;
4. Setiap
daerah masing-masing 1 unit kendaraan roda empat dan juga kendaraan roda enam.
Divisi Port to Port
1. Sebagai
Agen dibeberapa maskapai penerbangan.
2. Menyediakan
surat muatan udara dari beberapa maskapai penerbangan nasional.
Divisi Door to Port
1. Melayani
pengiriman barang dan mengantarkan s.d. bandara tujuan
Divisi Port to Door
1. Menerima
pengiriman barang tiba di bandara tujuan dan mengantarkan langsung kepada para
konsumen
Divisi Rent a car
1. Mendukung
opersional teknis untuk pengiriman barang dan dokumen
2. Melayani
pemakaian sewa terhadap para konsumen
DAFTAR
PARA PENGIRIM (SHIPPER)
1. PT.
DARIA DHARMA PRATAMA
2. PT.
TRI BANGUN USAHA PERSADA
3. PT.
DWIJAYA MANDIRI
4. PT.
UNGGUL WIDYA LESTARI
5. PT. HARDAYA
6. PT.
INTRACA WOOD
7. PT.
INTRACA HUTANI LESTARI
8. PT.
SEBAKIS
9. PT.
INTER CAHAYA
10. PT.
INTER PRIMA
11. PT.
LOBUNTA KENCANA
12. K&S
KARGO
13. PT.
NUSA INDAH
14. PT.
KALAMUR (KAYU LAPIS MURNI)
15. PT.
UNITAMA ADI USAHA
16. PT.
BAC
17. PT.
IMO
18. PT.
CHORA AGRO RESOURCES
19. CPM
EXPRESS
20. BARATA
EXPRESS
21. ELTEHA
INTERNATIONAL KARGO
22. DEKA
KARGO
23. PT.
GUNTA SAMBA JAYA
24. TIKI
BERAU KALIMANTAN TIMUR
25. UNIVERSITAS
TERBUKA
26. PT.
PANOBAYANG
27. PT.
DARIA DARMA
28. PT.
TRI BANGUN
29. PT.
SISTELINDO
30. PT.
MANAKARA UNGGUL
31. BPR
AGRI
32. Dlsb
Standar
Operasional Prosedur
PT.
AVATAR KARGO INDONESIA
LAMPIRAN
– LAMPIRAN TENTANG
PENGETAHUAN
DASAR TENTANG KARGO
Layanan Transaksi Kargo
Perdagangan
sebagai awal aktifitas usaha penanganan Cargo
Dengan adanya perbedaan
kondisi suatu wilayah atau suatu negara dengan wilayah negara yang lain dalam
hal sumber daya alam yang dimiliki, iklim, letak geografis, penduduk, struktur
ekonomi dan sosialnya, sehingga mengakibatkan perbedaan dalam hal hasil alamnya
atau hasil produksi barang yang akan dikonsumsi oleh dalam negeri itu sendiri atau
yang juga dapat dikonsumsi oleh negara lain yang tidak menghasilkan atau
memproduksi barang tersebut.
Hal inilah yang
mendorong terjadinya suatu perdagangan antar negara yang sangat membutuhkan
sarana angkutan baik melalui darat, laut atau udara. Adapun kegiatan
perdagangan tersebut lebih dikenal dengan dua kegiatan yaitu EKSPOR ( kegiatan
menjual) dan kegiatan IMPOR ( kegiatan membeli).
Definisi
dan Dokumen Kargo
Kargo adalah Semua
barang yang dikirim melalui udara (pesawat terbang), laut (kapal) atau darat
(truk kontainer) untuk diperdagangkan, baik antar wilayah atau kota di dalam
negeri maupun antar negara (internasional) yang dikenal dengan istilah
ekspor-impor.
Apapun
jenisnya, semua barang kiriman – kecuali benda – benda pos dan bagasi penumpang
baik yang diperdagangkan (ekspor-impor) maupun untuk keperluan lainnya (non
komersial) dikategorikan sebagai kargo. Lalu, pengertian kargo menurut IATA
(2005) adalah semua barang yang diangkut atau yang akan diangkut dengan
pesawat udara dengan menggunakan Air Way Bill / SMU tetapi tidak termasuk pos
atau barang lain yang dimuat dalam perjanjian konvensi pos internasional dan
bagasi yang disertai tiket penumpang atau check baggage.
Perkembangan pengiriman
barang via udara ataupun laut yang lebih dikenal dengan sebutan kargo, pada
saat ini mengindikasikan perkembangan yang menggembirakan. Hal ini terlihat
dari semakin banyaknya perusahaan kargo yang worldwide. Federal express, UPS,
DHL adalah perusahaan kargo kelas dunia. Di tingkat lokal TIKI JNE, MSA, Megacitra
adalah nama perusahaan kargo yang telah lama berkecimpung di bidang ini. Tidak
ketinggalan maskapai penerbangan seperti Garuda, Singapore Airlines dan
maskapai penerbangan lainpun ikut membuka dunia usaha kargo.
Pada saat ini dunia
penerbangan terbagi menjadi dua bagian :
Penerbangan
untuk penumpang (passenger
aircraft) yaitu pesawat yang khusus untuk mengangkut penumpang,
bagasi dan kargo (surat dan dokumen).
Penerbangan
khusus kargo (cargo aircraft)
yaitu pesawat yang khusus untuk mengangkut kargo saja.
Kargo
melalui udara adalah barang yang dikirim tanpa disertai oleh penumpang.
Pengiriman bisa melalui maskapai penerbangan ataupun agen kargo (freight forwarder).
Kemasan yang dilakukan melalui laut disebut container dan kemasan melalui udara
disebut pallet.
Dokumen
yang diperlukan dalam pengiriman barang/kargo ini ada dua :
1. SMU (Surat Muatan
Udara) khusus untuk penerbangan domestic
2.
AWB (Air Way Bill)
khusus untuk penerbangan internasional.
Proses
pengiriman cargo dapat langsung menghubungi perusahaan penerbangan sebagai
pengangkut melalui agen cargo untuk mengurus pengiriman barang. Setelah
persyaratan dipenuhi, pengirim akan mendapatkan dokumen yang diperlukan sesuai
dengan tujuan pengiriman barang. Setelah itu dilakukan reservasi kargo melalui “booking
procedure”. Sebelum nya barang dicheck oleh pihak pabean, apakah
barang tersebut layak untuk dikirim, dalam arti tidak menyalahi peraturan
kepabeanan. Setelah reservasi kargo, barang tersebut akan disimpan di dalam
gudang untuk menunggu pengiriman sesuai dengan reservasi kargo.
Berikut beberapa
terminologi kargo :
Air
Way Bill adalah
dokumen yang dibuat atas perjanjian antara shipper atau cargo agent denganairlines yang
merupakan bukti kontrak kerjasama untuk pengangkutan barang melalui udara melalui
rute yang dilewati airlines tersebut.
Master
Air Waybill adalah dokumen yang meng-cover pengiriman
individu sebagai consol cargo.
Cargo
Aircraft adalah
setiap pesawat selain pesawat penumpang yang hanya mengangkut kargo dan pos.
Cargo
Transfer adalah
kargo yang datang dari satu penerbangan dan melanjutkan dengan pesawat lain.
Cargo
Transit adalah
kargo yang datang dan singgah sebentar sebelum melanjutkan pengiriman dengan
pesawat yang sama.
Selanjutnya,
tambahan terminologi kargo menurut Standard Operation Procedure
Cargo Handling PT JAS
(2004: 27) antara lain :
Storage adalah proses
penempatan kargo di dalam gudang sesuai dengan sifat dan jenis dan
masing-masing barang tersebut menunggu proses build up untuk diberangkatkan.
Rebuild
Up adalah
proses penempatan kargo di dalam ULD (pallet, kontainer) atau gerobak atau cartsesuai
dengan SOP masing-masing.
ULD
(Unit Lod Device)
adalah semua tipe pallet, kontainer yang digunakan sebagai alat untuk
mempermudah pengiriman barang walaupun tidak semua pesawat bisa dimuati oleh
kontainer.
Cargo
delivery atau Cargo Movement adalah
proses pemindahan kargo dari warehouse atau storage ke area shipside atau antar rampside.
Unloading adalah proses
menurunkan atau membongkar kargo dari pesawat untuk selanjutnya ditaruh di ramp
side atau dibawa
ke gudang sebagai transit cargo atau inbound
cargo.
Cargo
Manifest adalah
daftar muatan angkutan yang berisi jumlah koli, berat, jenis komoditi dan
tujuan sesuai dengan yang tertera di SMU atau AWB.
B.C
1.2 adalah dokumen Bea dan Cukai yang digunakan sebagai pelindung barang import
atau transit yang diangkut lanjut melaui daerah pabean (domestik).
Break
Down adalah
proses pembongkaran atau penurunan kargo dari ULD atau cart yang disesuaikan dengan manifest atau
AWB atau SMU untuk mengecek kesesuaian jumlah koli, berat, jenis isi.
PEB
(Pemberitahuan Ekspor Barang) adalah dokumen pabean yang digunakan untuk
pemberitahuan pelaksanaan ekspor yang dibuat sesuai BC 3.0 yang dapat berupa
tulisan di atas formulir atau pesan elektronik (EDI).
Daftar
Pemberitahuan Barang Ekspor (DPEB) adalah daftar muatan barang ekspor yang
digunakan untuk memberitahukan barang ekspor yang diangkut lanjut atau barang
ekspor yang diangkut terus pada saat kedatangan sarana pengangkut.
Layanan Laut
Jenis muatan kapal
berdasarkan sifatnya (kwalitas)
Jenis muatan kapal sangat beraneka ragam mulai A-Z semua bisa diangkut, Demi
tercapainya suatu kondisi kwalitas yang baik maupun menjaga kwalitas muatan
sehingga sama dengan keadaannya pada waktu muatan itu diterima di kapal maka
harus lah kita mengenal betul sebelumnya akan sifat-sifat dari muatan.
Muatan-muatan yang diangkut di kapal dapat dibagi dalam golongan-golongan besar
menurut sifat-sifatnya (kwalitasmya) yaitu Muatan Basah ( Wet Cargo),
Muatan Kering ( Dry Cargo ), Muatan Kotor / Berdebu ( Dirty
/ Dusty Cargo ), Muatan Bersih ( Clean Cargo ),
Muatan Berbau (Odorous Cargo ), Muatan Bagus / Enak ( Delicate
Cargo), dan Muatan Berbahaya.
1.
Muatan
Basah Kapal ( Wet Cargo )
Muatan basah itu adalah muatan-muatan cair yang disimpan di
botol-botol, drum-drum, sehingga apabila tempatnya pecah/bocor akan membasahi
muatan-muatan lainnya. Contoh : susu, bier, buah-buahan dalam kaleng, cat-cat,
minyak lumas, minyak kelapa dan lain sebagainya.
2.
Muatan
Kering Kapal ( Dry Cargo )
Muatan kering kapal adalah muatan-muatan kering yang rusak bila basah , misalnya:
- Muatan-muatan
ini tidak merusak jenis muatan lain
- Mudah
dirusak oleh muatan lain
- Muatan
kering ini harus dipisahkan terhadap muatan basah dalam palka
tersendiri
- Dalam
satu palka, pemuatan muatan kering haruslah diatas dan muatan basah
dibawah.
Contoh jenis muatan tepung, beras, biji-bijian, bahan-bahan pangan
kering, kertas rokok dalam bungkusan, kopi, teh, tembakau dan lain sebagainya.
3.
Muatan
Kotor Kapal/ Berdebu ( Dirty / Dusty Cargo )
Muatan kotor / berdebu antara lain semen, biji timah, arang, dan
lain sebagainya. Muatan ini menimbulkan debu yang dapat merusakjenis barang
lain terutama muatan bersih. Setelah dibongkar muatan ini selalu meninggalkan
debu atau sisa yang perlu dibersihkan. Dalam pemuatan perlu dipisahkan terhadap
muatan lainnya bahkan dipisahkan terhadap sesama golongannya sendiri.
4.
Muatan
Bersih Kapal ( Clean Cargo )
Muatan bersih kapal ini tidak merusak muatan lain dan tidak
meninggalkan debu atau sisa yang perlu dibersihkan setelah di bongkar. Tidak
merusak jenis barang lain. Contoh : sandang, benang tenun, perkakas rumah
tangga (piring, mangkok, gelas), barang-barang kelontong.
5.
Muatan
Berbau Kapal ( Odorous Cargo )
Jenis muatan ini dapat merusak / membuat bau jenis barang lainnya,
terutama terhadap muatan seperti teh, kopi, tembakau dll., maupun dapat pula
merusak sesama golongannya sendiri. Contoh : kerosin, terpentin, amoniak,
greasy wool, crade rubber, lumber (kayu), ikan asin dll.
6.
Muatan
Bagus / Enak ( Delicate Cargo)
Yang termasuk dalam golongan ini adalah golongan muatan yang pada
umumnya terdiri dari bahan-bahan pangan. Jenis barang ini dengan mudah dapat
dirusak oleh barang-barang yang mengandung bau, muatan basah dan muatan kotor /
berdebu. Contoh : beras, tepung, teh, tepung terigu, susu bubuk dalam plastik,
tembakau, kopi.
7.
Muatan
Berbahaya
Jenis barang ini adalah golongan muatan yang mudah menimbulkan bahaya ledakan ( explosif ) maupun kebakaran. Pemuatan / pemadatan muatan ini haruslah ditempatkan yang tersendiri dan pemuatannya harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan dalam buku petunjuk yaitu blue book. Contoh : dinamit, mesin, kepala peluru, black powder, fire works, gasoline, carbon disulfide, korek api, film dll.
Terdapat jenis barang-barang yang digolongkan sebagai muatan yang
bersifat netral artinya bahwa muatan yang tidak rusak / dapat dirusak oleh
muatan-muatan lainnya, seperti : rotan, bambu, kayu balok, timah, muatan dalam
container dll
Dalam kasus pengaturan muatan kapal kita harus berpegang pada
rules yang berlaku, Salah satu contoh kejadian yang pernah saya baca
terjadi kecelakaan
kapal di akibatkan jenis muatan kapal yang
berbahaya, dan tidak tanggung-tanggung kecelakaan kapal ini menyebabkan 2.000
orang meninggal dunia. dan banyak juga terjadi kecelakaan kapal yang di
akibatkan oleh kelebihan muatan
kapal.
Layanan Udara
1.
Pelayanan
Jasa Penerbangan
Pelayanan
lalu lintas udara adalah salah satu bisnis utama Angkasa Pura II, dalam
melaksanakan aktivitasnya tersebut, Angkasa Pura II sebagai Air Navigation
Service Provider (ANSP) senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pelayanannya
baik dari fasilitas, prosedur kerja maupun kemampuan personil, sehingga mampu
melaksanakan misinya untuk mengelola jasa pelayanan lalu lintas udara yang
mengutamakan keselamatan penerbangan dan kepuasan pelanggan.
Sesuai
dengan Airspace Structure Master Plan bahwa Flight Information Region (FIR) di
Indonesia berubah dari 4 (empat) menjadi 2 (dua) yaitu Jakarta FIR dan Ujung
Pandang FIR. Dampak dari restrukturisasi ruang udara ini adalah pemindahan Area
Control Centre (ACC) Medan ke Jakarta; dengan demikian maka Medan yang tadinya
mempunyai status sebagai Centre secara bertahap dialihkan ke Jakarta; dimulai
dengan pemindahan Upper Medan East dan kemudian Upper Medan West; beberapa
tahapan yang dilalui adalah trial operation, shadow operation dan full
operation.
Pada
tanggal 17 Agustus 2007 seluruh tahapan perpindahan Medan ACC ke Jakarta ACC
telah selesai dan mulai saat itulah seluruh kendali pengontrolan dilakukan di
Jakarta. Dengan demikian seluruh pengendalian lalu lintas udara di wilayah
Indonesia bagian Barat dikendalikan oleh Area Control Centre (ACC) Jakarta yang
memberikan pelayanan lalu lintas udara dari ketinggian 245.000 feet sampai
dengan 41.000 feet. Dampak positif dari bergabungnya Medan ACC ke Jakarta ACC
dalah peningkatan pelayanan dan koordinasi inter dan antar ACC dapat lebih
efektif dan efisien, sehingga keselamatan penerbangan (flight safety) lebih
terjamin. Dengan berubahnya struktur ruang udara lapis atas, maka hal ini juga
akan berdampak pada struktur ruang udara lapis bawah di Medan dan Banda Aceh.
Dengan alasan untuk meningkatkan pelayanan maka di Banda Aceh yang tadinya
hanya Aerodrome Service, maka akan ditingkatkan menjadi Approach Control
Service yang memberikan pelayanan lalu lintas udara dari ground sampai dengan
ketinggian 15.000 feet.
Untuk
meningkatkan pelayanan dan optimalisasi ruang udara, Angkasa Pura II bekerja
sama denga LAPI ITB memasang RDPS (Radar Data Processing System) di Bandara
Polonia Medan yang sekarang dalam tahapan trial operation; hal serupa juga
dilakukan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang yaitu pemasangan
FDPS (Flight Data Processing System) dan RDPS (Radar Data Processing System);
investasi besar ini dilakukan Angkasa Pura II untuk mampu melaksanakan misinya
sebagai pengelola jasa pelayanan lalu lintas udara yang mengutamakan
keselamatan penerbangan dan kepuasan pelanggan.
Selain
dari pada itu terkait dengan pelayanan lalu lintas udara, di tahun 2007 ini
telah dibuka route baru yaitu L 896 dan L 897 yang dikenal dengan flexible
track sebagai route transisi yang menghubungkan Australia dan Eropa. Route ini
memanfaatkan fenomena alam sebagai jet stream tunnel/tail wind (angin buritan).
Beberapa perusahaan penerbangan yang sudah menggunakan fasilitas route ini
adalah Qantas Airways, Uni Arab Emirate Airlines dan ETIHAD.
Dalam
rangka memenuhi persyaratan ICAO tentang English Proficiency bagi personil ATC
dan Pilot yang diwajibkan mempunyai Minimal Operational Rating Scale (Level 4)
tahun 2008, Angkasa Pura II sebagai Air Navigation Service Provider (ANSP)
bekerja sama dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perhubungan Udara Departemen
Perhubungan melaksanakan Mapping Test serta Training ICAO English Proficiency
yang diikuti oleh 386 orang ATC. Mapping Test diselengarakan untuk mengetahui
tingkat kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang merupakan bahasa baku
dalam pelayanan keselamatan penerbangan. Bagi personil yang belum mencapai
minimal level 4 maka diwajibkan untuk mengikuti Training ICAO English
Proficiency, untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris bagi personil ATC
terutama plain language sangat mutlak dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan
para pilot domestik maupun internasional.
Pelayanan
lalu lintas udara adalah salah satu bisnis utama Angkasa Pura II, dalam
melaksanakan aktivitasnya tersebut, Angkasa Pura II sebagai Air Navigation
Service Provider (ANSP) senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pelayanannya
baik dari fasilitas, prosedur kerja maupun kemampuan personil, sehingga mampu
melaksanakan misinya untuk mengelola jasa pelayanan lalu lintas udara yang
mengutamakan keselamatan penerbangan dan kepuasan pelanggan.
2.
Pelayanan
Jasa Penumpang Pesawat Udara
Selama
tahun 2007, rata-rata jumlah penumpang domestik dan internasional di 12 bandara
yang dikelola Angkasa Pura II meningkat masing-masing sebesar 9,5% dan 3%
dibanding dengan tahun 2006. Hal ini seiring dengan berkembangnya perusahaan
penerbangan dengan konsep low cost carrier yang menyebabkan beralihnya pengguna
moda transportasi lain ke moda transportasi udara menyebabkan timbulnya
kepadatan di terminal penumpang, terutama pada saat peak season, seperti Hari
Raya Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru.
Untuk
mengantisipasi hal tersebut, menyusul pengoperasian terminal baru Bandara
Sultan Mahmud Badaruddin II, pada tahun 2007 telah dibangun terminal baru di
Bandara Sultan Iskandarmuda. Sementara di Bandara Soekarno-Hatta, telah
dilakukan percepatan pembangunan Terminal 3 yang direncanakan dapat menampung
sebanyak 4 juta penumpang dalam setahun, untuk mengurangi tingkat kepadatan di
Terminal 1. Sementara itu, proses pembangunan bandara Medan baru Kualanamu
sebagai pengganti Bandara Polonia sudah dimulai.
Kenaikan
jumlah penumpang yang cukup besar ini juga menuntut adanya peningkatan
pelayanan, khususnya kepada para penumpang pesawat udara. Beberapa hal yang
telah dilakukan Angkasa Pura II dalam meningkatkan kualitas pelayanan,
diantaranya adalah pemberlakuan sistem common use check-in counter, yang
memungkinkan penggunaan fasilitas check-in counter secara bergantian oleh
perusahaan penerbangan sehingga dapat mengurangi antrian penumpang pada saat
check-in, perubahan pintu masuk dan penambahan jumlah X-Ray (screening check
point) sebagai upaya untuk mengurangi panjang antrian di pintu masuk.
Penggunaan barcode dalam proses verifikasi PSC (passenger service charges) juga
telah diberlakukan di beberapa bandara yang dikelola. Angkasa Pura II juga
telah melakukan peremajaan dan penambahan beberapa fasilitas di bandara,
diantaranya toilet, taman, selasar terminal, musholla serta perbaikan interior
bangunan terminal.
Akurasi
data dan kecepatan dalam pemberian layanan informasi kepada para pengguna jasa
bandara merupakan hal yang mutlak diperlukan. Karenanya, dalam rangka
memberikan pelayanan yang lebih baik kepada para calon penumpang, pada tahun
2007 Angkasa Pura II telah mengganti sistem informasi penerbangan di Bandara
Soekarno-Hatta dari sistem lama CIS (Centralized Information System) ke sistem yang
lebih baru FIS (Flight Information System) yang dapat membantu penumpang maupun
calon penumpang untuk memperoleh informasi tentang jadwal penerbangan dan
lokasi terminal dari penerbangan yang digunakan. Diharapkan sistem yang baru
ini dapat meningkatkan kinerja operasional bandara dan para calon penumpang
pesawat udara dapat merasakan manfaatnya.
Di
Bandara Soekarno-Hatta, Angkasa Pura II menyediakan beberapa pilihan jasa
angkutan pemadu moda, bagi para penumpang yang ingin melanjutkan perjalanannya
dengan menggunakan transportasi darat. Selain itu juga dilakukan penambahan
jalur kendaraan di depan lobby terminal guna mengurangi kepadatan arus
lalu-lintas.
Pada
tahun 2007 juga telah diperkenalkan pembelian tiket pesawat melalui ATM (hasil
kerjasama maskapai penerbangan domestik dengan sebuah Bank Pemerintah) yang
struknya dapat digunakan untuk proses check-in.
3.
Pelayanan
Penerbangan Haji
Ibadah
Haji merupakan salah satu kewajiban bagi para pemeluk agama Islam di seluruh
dunia. Di Indonesia, setiap tahun puluhan ribu jemaah calon haji berangkat ke
Tanah Suci Mekah pada musim haji dengan menggunakan sarana transportasi udara
melalui beberapa bandara yang khusus ditunjuk untuk keperluan tersebut. Pada
tahun 2007, Angkasa Pura II melakukan pelayanan pemberangkatan dan pemulangan
jemaah haji melalui Bandara Sultan Iskandarmuda, Polonia, Minangkabau, Sultan
Mahmud Badaruddin II dan Soekarno-Hatta.
Pelayanan
pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji pada tahun 2007 telah dilaksanakan
selama dua kali, mengingat bahwa musim haji Tahun 1427 H jatuh pada awal tahun
2007 dan musim haji tahun 1428 H jatuh pada akhir tahun 2007. Untuk penerbangan
haji tahun 1427 H, jumlah jemaah yang berangkat dari bandara yang dikelola
Angkasa Pura II sebanyak 84.489 orang yang terdiri dari 206 kelompok terbang
(kloter). Sementara pada penerbangan haji tahun 1428 H, jumlah jemaah yang
diberangkatkan tidak terlalu berbeda, yaitu 84.800 orang dengan 206 kelompok
terbang. Hal ini terjadi mengingat alokasi quota jemaah haji Indonesia memang telah
ditetapkan sebelumnya
4.
Pelayanan
Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
Kegiatan
pemberangkatan dan pemulangan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di bandara-bandara
selain Soekarno-Hatta, relatif berjalan lancar dan terkendali karena jumlahnya
sangat sedikit. Lain halnya dengan di Bandara Soekarno-Hatta, setiap hari
terdapat ratusan TKI yang datang dan pergi.
Jumlah
TKI yang banyak tersebut tentunya menimbulkan permasalahan tersendiri dan
memerlukan penanganan khusus yang dapat memuaskan seluruh pihak, baik bagi para
TKI itu sendiri, keluarganya maupun pihak-pihak lain yang selama ini
memanfaatkan keberadaan TKI sebagai sumber mata pencaharian. Untuk maksud
tersebut, Angkasa Pura II telah membangun gedung pendataan TKI yang baru yang
lokasinya masih di area bandara, dengan fasilitas yang lebih baik dan nyaman.
Seluruh kegiatan yang berkaitan dengan keberangkatan dan kedatangan TKI melalui
Bandara Soekarno-Hatta dipusatkan di gedung baru ini.
5.
Pelayanan
Pengamanan Bandara
Untuk
mewujudkan terciptanya keamanan, keselamatan dan kelancaran operasional
penerbangan, diperlukan kondisi bandara yang aman dan kondusif. Angkasa Pura II
telah menyediakan berbagai fasilitas keamanan dan pengamanan di bandara guna
menjamin terselenggaranya kegiatan operasional penerbangan yang aman, selamat
dan lancar, diantaranya adalah mesin X-Ray, Walk Through Metal Detector,
Handheld Metal Detector, Bomb Blanket, CCTV dan lain-lain. Di samping itu,
untuk penerbangan internasional diberlakukan pembatasan terhadap barang-barang
bawaan penumpang yang mengandung cairan, aerosol dan gel. Pembatasan tersebut
dimaksudkan untuk memastikan agar barang-barang penumpang tersebut tidak
terbawa masuk ke dalam cabin dan digunakan sebagai senjata untuk mengancam
keselamatan penerbangan.
Sistem
keamanan dan pengamanan yang diberlakukan di bandara adalah sebagaimana yang
diatur oleh ICAO dalam Annex-17 tentang Security dan Document-8973 tentang
Security Manual for Safeguarding Civil Aviation Against Acts of Unlawful
Interference, bahwa sistem keamanan dan pengamanan di bandara harus dilakukan
secara maksimal, dengan menggunakan peralatan dan prosedur yang memadai agar
dapat menjamin keselamatan dan kelancaran penerbangan. Selain itu juga diatur
bahwa seluruh penumpang, bagasi dan kargo yang akan diangkut pesawat udara,
harus dapat dipastikan steril dan bebas dari terangkutnya barang-barang dan hal
lainnya yang dapat membahayakan keselamatan penerbangan.
Kegiatan
penerbangan selalu dimulai dan diakhiri di bandara, sehingga kondisi bandara
yang aman merupakan salah satu persyaratan mutlak guna terwujudnya keselamatan
penerbangan. Dalam melaksanakan pelayanan pengamanan bandara, Angkasa Pura II
menggunakan metoda, sistem dan prosedur pengamanan sesuai standar yang telah
ditentukan, baik nasional maupun internasional. Di samping itu, juga dilakukan
kerjasama dengan TNI dan Polri serta instansi pengamanan lainnya yang terkait
guna lebih memaksimalkan kinerja pengamanan di bandara. Peningkatan kemampuan
dan ketrampilan personil, serta perbaikan dan penyempurnaan terhadap peralatan
dan prosedur pengamanan yang digunakan, secara berkala selalu ditingkatkan. Hal
ini dimaksudkan sebagai bentuk antisipasi terhadap setiap bentuk ancaman dan
ganggungan keamanan di bandara yang pada akhirnya dapat mengganggu keselamatan
dan kelancaran penerbangan. Dengan demikian, diharapkan para penguna jasa
bandara dapat melakukan aktivitasnya secara aman dan nyaman.
6.
Pelayanan
PKP-PK
Untuk
mengantisipasi adanya kecelakaan pesawat udara di bandara, Angkasa Pura II
menyediakan pelayanan PKP-PK (Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam
Kebakaran) yang kemampuannya, baik personil maupun peralatannya, disesuaikan
dengan kebutuhan masing-masing kategori bandara sebagaimana dipersyaratkan.
Setahun
sekali Direktorat Keselamatan Penerbangan melakukan audit terhadap kesiapan,
kehandalan dan kemampuan PKP-PK di seluruh bandara yang dikelola Angkasa Pura
II. Audit ini dilakukan untuk memastikan kesesuaian antara kondisi di lapangan
dengan ketentuan yang dipersyaratkan. Kelengkapan fasilitas, personil dan prosedur
operasi yang digunakan dalam pelayanan PKP-PK secara bertahap selalu
ditingkatkan guna menjamin terpenuhinya response time yang telah ditentukan
dalam rangka pertolongan kecelakaan pesawat udara di bandara.
7.
Penanggulangan
Gawat Darurat
Kecelakaan
pesawat udara adalah hal sama sekali tidak kita inginkan. Namun jika ini harus
terjadi di bandara, maka Angkasa Pura II telah siap mengantisipasi dan
memberikan pertolongan guna menyelamatkan para penumpang, sekaligus menghindari
kerugian yang lebih besar sebagai dampak dari suatu kecelakaan.
Selama
tahun 2007, Angkasa Pura II telah mengadakan latihan Penanggulangan Gawat
Darurat (PGD) dengan skala besar (fullscale emergency exercise) sebanyak empat
kali, yaitu di Bandara Soekarno-Hatta, Halim Perdanakusuma, Supadio dan Sultan
Iskandarmuda. Latihan ini, selain untuk memenuhi ketentuan, juga dimaksudkan
untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesiapan, baik personil, peralatan, maupun
prosedur yang digunakan serta koordinasi antar unit kerja dan dengan instansi
terkait, yang diperlukan jika kondisi gawat darurat benar-benar terjadi di
bandara. Seluruh potensi yang berada di dalam bandara maupun luar bandara,
khususnya yang tergabung dalam Airport Emergency Committee, turut berperan
aktif dalam dalam setiap latihan PGD yang dilakukan setiap dua tahun sekali.
Skenario latihan yang digunakan dalam latihan PGD, selalu berubah disesuaikan
dengan trend ancaman pada saat itu. Tetapi pada umumnya, pada setiap skenario
latihan selalu terdapat simulasi ledakan dan kecelakaan pesawat yang memerlukan
pelayanan PKP-PK. Dari latihan PGD tersebut akan terlihat kemampuan bandara
dalam mengantisipasi dan memberikan pertolongan jika terjadi kondisi gawat
darurat di bandara.
8.
Pelayanan
Penunjang Bandara
Pelayanan
penunjang bandara dilakukan di dalam terminal penumpang, seperti penyediaan
fasilitas komersial dan pelayanan kargo.
Pelayanan
jasa penyediaan fasilitas komersial di dalam terminal dilakukan dengan
bekerjasama dengan mitra usaha yang telah memiliki pengalaman dalam melakukan
kegiatan tersebut. Dengan semakin meningkatnya pengguna jasa bandara, Angkasa
Pura II melakukan penataan fasilitas komersial di dalam terminal sehingga dapat
diperoleh manfaat yang optimal tanpa mengurangi pelayanan yang diberikan kepada
penumpang pesawat udara.
9.
Pelayanan
Kargo
Sejak
tahun 2005, pelayanan kargo di bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura II mulai
dibenahi. Akhir tahun 2006, merupakan momentum Angkasa Pura II untuk
melaksanakan pelayanan kargo di Bandara Soekarno-Hatta. Mulai tanggal 1 Januari
2007, Angkasa Pura II melakukan pelayanan pemeriksaan kargo yang akan
diberangkatkan melalui Bandara Soekarno-Hatta. Pemeriksaan ini dimaksudkan
untuk menjamin terlaksananya tugas dan tanggung jawab Angkasa Pura II sebagai
pengelola bandara yang bertugas untuk menjamin keselamatan dan keamanan
penerbangan serta kelancaran dalam pelayanannya.
Setelah
penanganan kegiatan operasional kargo dilakukan oleh Angkasa Pura II, terlihat
adanya peningkatan pelayanan dan keamanan di area pergudangan kargo. Hal ini
telah memacu peningkatan volume arus barang melalui bandara yang dikelola
Angkasa Pura II. Pada tahun 2007, jumlah kargo yang melewati 12 bandara Angkasa
Pura II adalah sebanyak 455.482 ton, atau naik 1,7 % jika dibandingkan tahun
2006. Untuk mencegah terangkutnya barang-barang berbahaya (dangerous goods)
masuk ke dalam pesawat, maka pada tahun 2007 hampir seluruh gudang kargo
Angkasa Pura II telah dilengkapi dengan mesin X-Ray lengkap dengan personilnya
yang telah bersertifikat dan memiliki pelatihan di bidang pengamanan
penerbangan (aviation security).